السلام عليكم و رحمة الله و بركاته

السلام عليكم و رحمة الله و بركاته

Senantiasa belajar dari pengalaman dan menjadikan hidup ini lebih berarti...
sebab tiada kata terlambat untuk terus belajar
Selalu Optimis dan jangan pernah menyerah, Ganbatte!!!

Kamis, 12 Juli 2012

yang - Katanya . . .

Hanya karena merasa kecewa, tidak otomatis berarti bahwa mereka salah.

Dan jika mereka saLah, tidak juga otomatis berarti bahwa Anda yang benar.

Ada perhitungan keadilan pada segala sesuatu,
... yang tidak selalu jelas bagi Qta.

Tapi jika Qta memandang dg kacamata iman,
maka – terlihat atau tidak, jelas atau kabur,
proses itu sedang berlangsung.
-----------------------------------------------------------

#Yahh, kekecewaan hadir meLihat mereka yang - Katanya - "bermanfaat bagi orang Lain",
saiia Tidak mau menyebut apa yg diLakukan mereka adalah : Dakwah.

Dakwah itu BUKAN HANYA Sekedar Menyampaikan "Sesuatu" Kebenaran kepada orang lain, Ataupun "Sesuatu" yang diniLai bermanfaat untuk orang Lain.
Tapi ApLikasi pada kehidupan pribadi bagi "Si-Penyampai" kebenaran itu sendiri.

ApaLagi bagi yang Menggunakan "Media" (apapun itu namanya),
dimana banyak orang mendengar, membaca aTawpun yg melihatnya.

KembaLi, saiia pribadi Ingat sekaLi akan sebuah peringaTan yg Allah sampaikan pada QS. Ash-Shaff : Ayat 2-3
“Wahai orang-orang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.”

Nahh, Semakin semakin berhati-hatiLah Qta.
(Yang "katanya" Faham, ternyata . . . )

waL akhiru, NastaghfirullahaL 'adziim . . . Wallahu ghofururrohiim.

Kamis, 05 Juli 2012

Beginilah Jalan Dakwah mengajarkan Kami...

















Beginilah jalan dakwah mengajarkan Kami
Untuk tidak mudah patah dalam setiap kegagalan
dan tidak begitu saja menyerah pada keadaan
Karna dakwah tidak pernah melahirkan seorang pecundang
Hanya ada dua jalan yang sama-sama menang
'isy kariiman aumut syahiidan..

Beginilah jalan dakwah mengajarkan kami
Untuk tetap setia dan loyal pada setiap amanah yang dititipkan
Keluh dan kesah bukanlah aral untuk mencium aroma perjuangan
Karena azzam telah mengikat diri pada kesucian niatan
Untuk bertakbir penuh kemenangan pada saatnya datang

Beginilah jalan dakwah mengajarkan kami
Untuk tidak mudah membagi Cinta selain untuk Tuhan
Meski racun dunia telah menebar kesesatan
Dan terus mencoba mengunci hati dari kebenaran


=================================================

Saudaraku, adakalanya kita merasa lelah dan ingin berhenti. 
Adakalanya pula kita merasa jenuh dan merasa tak berguna lagi. 
Namun, apalah yg dakwah minta dari kita? 
Tidak ada!
Karena sampai kapanpun dakwah tidak pernah membutuhkan kita. 
Dakwah tidak pernah merindukan kita manakala kita memutuskan untuk rehat terlalu lama. 
Dakwah pun masih akan terus berjalan tanpa kesertaan kita dalam barisannya.

Namun... apa jadinya kita tanpa dakwah? 
Layaknya seonggok daging hidup yang kehilangan orientasi nyata bukan? 
Jika tidak ridho-Nya, apa lantas yg kita targetkan? Hartakah.. Kekuasaankah.. atau wanita?
Jika kini kau sedang bersemangat untuk terus berada di dalam barisannya, lihatlah sekelilingmu. 
Mungkin saja sedang ada seorang partnermu yg hampir jatuh dan tersingkir dari barisan mulia ini. 
Ulurkanlah tanganmu dan tariklah ia untuk masuk kembali dalam shaf di belakangmu. 

Namun, jika kau kini justru hampir terjatuh dan keluar track, maka ulurkanlah pula tanganmu untuk menggapai saudaramu yang masih berbaris rapi dalam shaf indah itu.

Beginilah jalan dakwah mengajarkan kami..
Untuk saling menjaga dari ketertinggalan dalam shaf mulia ini.
Allahu'alam bishowab.

Kamis, 28 Juni 2012

13 HAL YANG DISUKAI PRIA SHOLEH DARI WANITA SHOLEHAH

بسم الله الرحمن الرحيم

Cinta adalah fitrah manusia. Cinta juga salah satu bentuk kesempurnaan penciptaan yang Allah berikan kepada manusia. Allah menghiasi hati manusia dengan perasaan cinta pada banyak hal. Salah satunya cinta seorang lelaki kepada seorang wanita, demikian juga sebaliknya.

Rasa cinta bisa menjadi anugerah jika diluapkan sesuai dengan bingkai nilai-nilai illahiyah. Namun, perasaan cinta dapat membawa manusia ke jurang kenistaan bila diumbar demi kesenangan semata dan dikendalikan nafsu liar.

Islam sebagai syariat yang sempurna, memberi koridor bagi penyaluran fitrah ini. Apalagi cinta yang kuat adalah salah satu energi yang bisa melanggengkan hubungan seorang pria dan wanita dalam mengarungi kehidupan rumah tangga. Karena itu, seorang pria shalih tidak asal dapat dalam memilih wanita untuk dijadikan pendamping hidupnya.

Ada banyak faktor yang bisa menjadi sebab munculnya rasa cinta seorang pria kepada wanita untuk diperistri. Setidak-tidaknya seperti di bawah ini.

1. KARENA AQIDAHNYA YANG SHAHIH

Keluarga adalah salah satu benteng aqidah. Sebagai benteng aqidah, keluarga harus benar-benar kokoh dan tidak bisa ditembus. Jika rapuh, maka rusaklah segala-galanya dan seluruh anggota keluarga tidak mungkin selamat dunia-akhirat. Dan faktor penting yang bisa membantu seorang lelaki menjaga kekokohan benteng rumah tangganya adalah istri shalihah yang berakidah shahih serta paham betul akan peran dan fungsinya sebagai madrasah bagi calon pemimpin umat generasi mendatang.

Allah menekankah hal ini dalam firmanNya, “Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.” [Al-Baqarah : 221]

2. KARENA PAHAM AGAMA DAN MENGAMALKANNYA

Ada banyak hal yang membuat seorang lelaki mencintai wanita. Ada yang karena kemolekannya semata. Ada juga karena status sosialnya. Tidak sedikit lelaki menikahi wanita karena wanita itu kaya. Tapi, kata Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang beruntung adalah lelaki yang mendapatkan wanita yang faqih dalam urusan agamanya. Itulah wanita dambaan yang lelaki shalih.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, :“Wanita dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka, ambillah wanita yang memiliki agama (wanita shalihah), kamu akan beruntung.”
(Bukhari dan Muslim)

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam juga menegaskan, “Dunia adalah perhiasan, dan perhiasan dunia yang paling baik adalah wanita yang shalihah.”
(Muslim, Ibnu Majah, dan Nasa’i).

Jadi, hanya lelaki yang tidak berakal yang tidak mencintai wanita shalihah.

3. DARI KETURUNAN YANG BAIK

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mewanti-wanti kaum lelaki yang shalih untuk tidak asal menikahi wanita. “Jauhilah rumput hijau sampah!” Mereka bertanya, “Apakah rumput hijau sampah itu, ya Rasulullah?” Nabi menjawab, “Wanita yang baik tetapi tinggal di tempat yang buruk.”
(Daruquthni, Askari, dan Ibnu ‘Adi)

Karena itu Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam memberi tuntunan kepada kaum lelaki yang beriman untuk selektif dalam mencari istri. Bukan saja harus mencari wanita yang tinggal di tempat yang baik, tapi juga yang punya paman dan saudara-saudara yang baik kualitasnya. “Pilihlah yang terbaik untuk nutfah-nutfah kalian, dan nikahilah orang-orang yang sepadan (wanita-wanita) dan nikahilah (wanita-wanitamu) kepada mereka (laki-laki yang sepadan),” kata Rasulullah.
(Ibnu Majah, Daruquthni, Hakim, dan Baihaqi).

“Carilah tempat-tempat yang cukup baik untuk benih kamu, karena seorang lelaki itu mungkin menyerupai paman-pamannya,” begitu perintah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam lagi. “Nikahilah di dalam “kamar” yang shalih, karena perangai orang tua (keturunan) itu menurun kepada anak.”
(Ibnu ‘Adi)

Karena itu, Utsman bin Abi Al-’Ash Ats-Tsaqafi menasihati anak-anaknya agar memilih benih yang baik dan menghindari keturunan yang jelek. “Wahai anakku, orang menikah itu laksana orang menanam. Karena itu hendaklah seseorang melihat dulu tempat penanamannya. Keturunan yang jelek itu jarang sekali melahirkan (anak), maka pilihlah yang baik meskipun agak lama.”

4. MASIH GADIS

Siapapun tahu, gadis yang belum pernah dinikahi masih punya sifat-sifat alami seorang wanita. Penuh rasa malu, manis dalam berbahasa dan bertutur, manja, takut berbuat khianat, dan tidak pernah ada ikatan perasaan dalam hatinya. Cinta dari seorang gadis lebih murni karena tidak pernah dibagi dengan orang lain, kecuali suaminya.

Karena itu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menganjurkan menikah dengan gadis. “Hendaklah kalian menikah dengan gadis, karena mereka lebih manis tutur katanya, lebih mudah mempunyai keturunan, lebih sedikit kamarnya dan lebih mudah menerima yang sedikit,” begitu sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Baihaqi.

Tentang hal ini A’isyah pernah menanyakan langsung ke Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam :“Ya Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika engkau turun di sebuah lembah lalu pada lembah itu ada pohon yang belum pernah digembalai, dan ada pula pohon yang sudah pernah digembalai; di manakah engkau akan menggembalakan untamu?” Nabi menjawab, “Pada yang belum pernah digembalai.” Lalu A’isyah berkata, “Itulah aku.”

Menikahi gadis perawan akan melahirkan cinta yang kuat dan mengukuhkan pertahanan dan kesucian. Namun, dalam kondisi tertentu menikahi janda kadang lebih baik daripada menikahi seorang gadis. Ini terjadi pada kasus seorang sahabat bernama Jabir.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam sepulang dari Perang Dzat al-Riqa bertanya pada Jabir, :“Ya Jabir, apakah engkau sudah menikah?” Jabir menjawab, “Sudah, ya Rasulullah.” Beliau bertanya, “Janda atau perawan?” Jabir menjawab, “Janda.” Beliau bersabda, “Kenapa tidak gadis yang engkau dapat saling mesra bersamanya?” Jabir menjawab, “Ya Rasulullah, sesungguhnya ayahku telah gugur di medan Uhud dan meninggalkan tujuh anak perempuan. Karena itu aku menikahi wanita yang dapat mengurus mereka.” Nabi bersabda, “Engkau benar, insya Allah.”

5. SEHAT JASMANI DAN PENYAYANG

Sahabat Ma’qal bin Yasar berkata, “Seorang lelaki datang menghadap Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam seraya berkata, :“Sesungguhnya aku mendapati seorang wanita yang baik dan cantik, namun ia tidak bisa melahirkan. Apa sebaiknya aku menikahinya?” Beliau menjawab, “Jangan.” Selanjutnya ia pun menghadap Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam untuk kedua kalinya, dan ternyata Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam tetap mencegahnya. Kemudian ia pun datang untuk ketiga kalinya, lalu Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, :“Nikahilah wanita yang banyak anak, karena sesungguhnya aku akan membanggakan banyaknya jumlah kalian di hadapan umat-umat lain.”
(Abu Dawud dan Nasa’i).

Karena itu, Rasulullah menegaskan, “Nikahilah wanita-wanita yang subur dan penyayang. Karena sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya kalian dari umat lain.”
(Abu Daud dan An-Nasa’i)

6. BERAKHLAK MULIA

Abu Hasan Al-Mawardi dalam Kitab Nasihat Al-Muluk mengutip perkataan Umar bin Khattab tentang memilih istri baik merupakan hak anak atas ayahnya, “Hak seorang anak yang pertama-tama adalah mendapatkan seorang ibu yang sesuai dengan pilihannya, memilih wanita yang akan melahirkannya. Yaitu seorang wanita yang mempunyai kecantikan, mulia, beragama, menjaga kesuciannya, pandai mengatur urusan rumah tangga, berakhlak mulia, mempunyai mentalitas yang baik dan sempurna serta mematuhi suaminya dalam segala keadaan.”

7. LEMAH LEMBUT

Imam Ahmad meriwayatkan hadits dari A’isyah radiyallahu 'Anha bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, :“Wahai A’isyah, bersikap lemah lembutlah, karena sesungguhnya Allah itu jika menghendaki kebaikan kepada sebuah keluarga, maka Allah menunjukkan mereka kepada sifat lembah lembut ini.” Dalam riwayat lain disebutkan, “Jika Allah menghendaki suatu kebaikan pada sebuah keluarga, maka Allah memasukkan sifat lemah lembut ke dalam diri mereka.”

8. MENYEJUKKAN PANDANGAN

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, :“Tidakkah mau aku kabarkan kepada kalian tentang sesuatu yang paling baik dari seorang wanita? (Yaitu) wanita shalihah adalah wanita yang jika dilihat oleh suaminya menyenangkan, jika diperintah ia mentaatinya, dan jika suaminya meninggalkannya ia menjaga diri dan harta suaminya.”
(Abu daud dan An-Nasa’i)

“Sesungguhnya sebaik-baik wanitamu adalah yang beranak, besar cintanya, pemegang rahasia, berjiwa tegar terhadap keluarganya, patuh terhadap suaminya, pesolek bagi suaminya, menjaga diri terhadap lelaki lain, taat kepada ucapan dan perintah suaminya dan bila berdua dengan suami dia pasrahkan dirinya kepada kehendak suaminya serta tidak berlaku seolah seperti lelaki terhadap suaminya,” begitu kata Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam lagi.

Maka tak heran jika Asma’ binti Kharijah mewasiatkan beberapa hal kepada putrinya yang hendak menikah. “Engkau akan keluar dari kehidupan yang di dalamnya tidak terdapat keturunan. Engkau akan pergi ke tempat tidur, di mana kami tidak mengenalinya dan teman yang belum tentu menyayangimu. Jadilah kamu seperti bumi bagi suamimu, maka ia laksana langit. Jadilah kamu seperti tanah yang datar baginya, maka ia akan menjadi penyangga bagimu. Jadilah kamu di hadapannya seperti budah perempuan, maka ia akan menjadi seorang hamba bagimu. Janganlah kamu menutupi diri darinya, akibatnya ia bisa melemparmu. Jangan pula kamu menjauhinya yang bisa mengakibatkan ia melupakanmu. Jika ia mendekat kepadamu, maka kamu harus lebih mengakrabinya. Jika ia menjauh, maka hendaklah kamu menjauh darinya. Janganlah kami menilainya kecuali dalam hal-hal yang baik saja. Dan janganlah kamu mendengarkannya kecuali kamu menyimak dengan baik dan jangan kamu melihatnya kecuali dengan pandangan yang menyejukan.”

9. REALISTIS DALAM MENUNTUT HAK DAN MELAKSANAKAN KEWAJIBAN

Salah satu sifat terpuji seorang wanita yang patut dicintai seorang lelaki shalih adalah qana’ah. Bukan saja qana’ah atas segala ketentuan yang Allah tetapkan dalam Al-Qur’an, tetapi juga qana’ah dalam menerima pemberian suami. “Sebaik-baik istri adalah apabila diberi, dia bersyukur; dan bila tak diberi, dia bersabar. Engkau senang bisa memandangnya dan dia taat bila engkau menyuruhnya.” Karena itu tak heran jika acapkali melepas suaminya di depan pintu untuk pergi mencari rezeki, mereka berkata, “Jangan engkau mencari nafkah dari barang yang haram, karena kami masih sanggup menahan lapar, tapi kami tidak sanggup menahan panasnya api jahanam.”

Kata Rasulullah, “Istri yang paling berkah adalah yang paling sedikit biayanya.”
(Ahmad, Al-Hakim, dan Baihaqi dari A’isyah r.a.)

Tapi, “Para wanita mempunyai hak sebagaimana mereka mempunyai kewajiban menurut kepantasan dan kewajaran,” begitu firman Allah swt. di surah Al-Baqarah ayat 228. Pelayanan yang diberikan seorang istri sebanding dengan jaminan dan nafkah yang diberikan suaminya. Ini perintah Allah kepada para suami, “Berilah tempat tinggal bagi perempuan-perempuan seperti yang kau tempati. Jangan kamu sakiti mereka dengan maksud menekan.” (At-Thalaq: 6)

10. MENOLONG SUAMI DAN MENDORONG KELUARGA UNTUK BERTAQWA

Istri yang shalihah adalah harta simpanan yang sesungguhnya yang bisa kita jadikan tabungan di dunia dan akhirat. Iman Tirmidzi meriwayatkan bahwa sahabat Tsauban mengatakan, “Ketika turun ayat ‘walladzina yaknizuna… (orang yang menyimpan emas dan perak serta tidak menafkahkannya di jalan Allah), kami sedang bersama Rasulullah saw. dalam suatu perjalanan. Lalu, sebagian dari sahabat berkata, “Ayat ini turun mengenai emas dan perak. Andaikan kami tahu ada harta yang lebih baik, tentu akan kami ambil”. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam kemudian bersabda, “Yang lebih utama lagi adalah lidah yang berdzikir, hati yang bersyukur, dan istri shalihah yang akan membantu seorang mukmin untuk memelihara keimanannya.”

11. MENGERTI KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SUAMI

Nailah binti Al-Fafishah Al-Kalbiyah adalah seorang gadis muda yang dinikahkan keluarganya dengan Utsman bin Affan yang berusia sekitar 80 tahun. Ketika itu Utsman bertanya, “Apakah kamu senang dengan ketuaanku ini?” “Saya adalah wanita yang menyukai lelaki dengan ketuaannya,” jawab Nailah. “Tapi ketuaanku ini terlalu renta.” Nailah menjawab, “Engkau telah habiskan masa mudamu bersama Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan itu lebih aku sukai dari segala-galanya.”

12. PANDAI BERSYUKUR KEPADA SUAMI

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Allah tidak akan melihat kepada seorang istri yang tidak bersyukur (berterima kasih) kepada suaminya, sedang ia sangat membutuhkannya.” (An-Nasa’i).

13. CERDAS DAN BIJAK DALMA MENYAMPAIKAN PENDAPAT

Siapa yang tidak suka dengan wanita bijak seperti Ummu Salamah? Setelah Perjanjian Hudhaibiyah ditandatangani, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam memerintahkan para sahabat untuk bertahallul, menyembelih kambing, dan bercukur, lalu menyiapkan onta untuk kembali pulang ke Madinah. Tetapi, para sabahat tidak merespon perintah itu karena kecewa dengan isi perjanjian yang sepertinya merugikan pihak kaum muslimin.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menemui Ummu Salamah dan berkata, “Orang Islam telah rusak, wahai Ummu Salamah. Aku memerintahkan mereka, tetapi mereka tidak mau mengikuti.”

Dengan kecerdasan dalam menganalisis kejadian, Ummu Salamah mengungkapkan pendapatnya dengan fasih dan bijak, “Ya Rasulullah, di hadapan mereka Rasul merupakan contoh dan teladan yang baik. Keluarlah Rasul, temui mereka, sembelihlah kambing, dan bercukurlah. Aku tidak ragu bahwa mereka akan mengikuti Rasul dan meniru apa yang Rasul kerjakan.”

Subhanallah, Ummu Salamah benar. Rasulullah keluar, bercukur, menyembelih kambing, dan melepas baju ihram. Para sahabat meniru apa yang Rasulullah kerjakan. Inilah berkah dari wanita cerdas lagi bijak dalam menyampaikan pendapat. Wanita seperti inilah yang patut mendapat cinta dari seorang lelaki yang shalih.

--------**************•❤ ℒℴνℯ الله ❤•
**************•❤ ℒℴνℯ الله ❤•**************--------

Minggu, 01 Januari 2012

Ketika Perjuangan itu Terasa Manis. . .YakinLah akan Janji-Nya ^^






ALhamdulillah . . .


Terimakasih ya Allah . . .
atas Terbebasnya Hati ini . . .


Kini,
tibaLah akhir dari Perjuangan seLama ini,
Ujian atas Keteguhan diHati ini,
dan Tentang sebuah KeikhLasan . . .


KembaLi,
Perjalanan waktu itu . . .
Empat tahun yg Lalu,
adaLah awaL Ujian atas apa yg TeLah Qu azzam-kan.
Benar, itu Ternyata adaLah Ujian,
Saat hadirnya memang seperti yg diDamba,
pun tetap aQ mempertahankan sesuai Syari'at-Mu


Lalu,
Dua Tahun yg Lalu,
adaLah Masa terberat,
Setelah merasa KayakinanQu akan Nyata . . .
Ternyata itu adaLah Proses awaL dari KerelaanQu
akan Janji-Mu :
   "Barang siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan menggantinya dgn yang lebih baik." 


Yahh, Qu TinggaLkan, Qu Lupakan, Qu Bersihkan kembali HatiQu . . .
tak Ingin berLama dalam keKotoran hati,
sungguh, tak ingin.


Kemudian,
Satu tahun terakhir iniLah . . .
Perjalanan akhir . . .
hingga sampai Qu mengetahui dg Kesadaran
Bahwa Segalanya adaLah Ketentuan-Mu.
Meski Mengusahakannya sampai sejauh apapun,
tak Heran banyak yg Melewati Jalan pintas,
demi Tercapainya apa yg diTuju.
Tapi,
Tidak untuk Qu,
Qu Ingin Jalan Suci yg Penuh KeRidhoan-Nya
Jalan keBarokahan Hidup,
karena tidak hanya diDunia, namun Muara sesungguhnya adaLah JannaH-Nya . . .


Bahagia Qu Rasakan Dalam-dalam,
Karena Allah Menjaga Hati ini . . .
mata ini, Langkah dan Perbuatan ini,
Segalanya Berada dalam Pengawasannya,
Dia tegur dan Bimbing aQu . . .


Rabb,
Sungguh iniLah akhir penuh Kesyukuran,
Hati yg Terbebas,
Indah.


Qu Harap,
Perjuangan ini Tetap diPertahankan,
hingga akan tiba datangnya akan Janji-Mu yg Telah Kau Tetapkan,
Kau Pilihkan Insan Terbaik untuk HidupQu . . .
Janji-Mu adaLah Kepastian.




******************************************


Setiap episode kehidupan manusia adalah bagian dari qadarNya.
Dan DIA berjanji: "Barang siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan menggantinya dgn yang lebih baik." 


Berdoa dan istiqomah, DIA maha tau yg terbaik. 
berSabar dg keSabaran yg Indah, 
insya Allah akan sampai jua kesana.
^________^