السلام عليكم و رحمة الله و بركاته

السلام عليكم و رحمة الله و بركاته

Senantiasa belajar dari pengalaman dan menjadikan hidup ini lebih berarti...
sebab tiada kata terlambat untuk terus belajar
Selalu Optimis dan jangan pernah menyerah, Ganbatte!!!

Minggu, 24 Mei 2009

Bidadari Itu.....

Andai Sang Bidadari Turun dari Langit


Mendengar nama bidadari tentu yang ada dalam bayangan kita adalah wanita cantik,dan lembut serta menawan dan kisah ini hanya ada dalam dongeng sebelum tidur.
Sesungguhnya bidadari itu ada,seperti yang dikisahkan oleh Ibnu Qayyim Al jauziyyah dalam bukunya "Tamasya Kesurga,dimana dalam buku itu dikatakan bidadari2 itu adalah waninta suci yang menyenangkan bila di pandang mata,meyejukkan jika dilihat dan menentramkan setiap pemiliknya,wajahnya cantik jelita,kulitnya halus mulus,akhalaknya baik dan perawan kaya akan cinta dan umurnya sebaya. Subhanallah sungguh satu gambaran yang sempurna dari seorang berjenis wanita yang menjadi bidadari surga. Dan akan timbul pertanyaan dihati siapakah yang mendapatkan bidadari itu ? jawabnya ialah yang mendapatkan bidadari surga adalah orang2 yang syahid karena berjihad di jalan Allah,orang2 yang tulus ikhlas membela agama Allah. Diantara sebagian orang berpikir atau khususnya kaum adam,tentu akan bertanya kapan dapat bertemu dengan bidadari2 itu ? apakah bidadari2 itu bisa di miliki ? atau adakah sedikit di antara mereka mendiami bumi sekarang ini ? Sesungguhnya bidadari2 itu sudah turun kebumi semenjak islam bangkit di bumi.Bidadari itu menghias diri setiap hari,berwujud manusia yang berhati lembut,menyenangkan di pandang mata,meyejukkan dilihat,menentramkan hati setiap pemiliknya,dan dia adalah wanita sholeha yang menjaga kesucian dirinya.Akan timbul lagi pertanyaan seperti apakah bidadari bumi itu ? Bisakah kita mengikuti langkahnya? Apakah dia anak ? adik? atau ponakkan perempuan atau apakah dia ibu kita ,apakah dia juga kita sendiri ? atau semua ini hanya angan2 yang bisa di realisasikan ,tapi syeitan menahan. Setiap wanita bisa menjadi bidadari bumi,dan seperti apa ciri2nya antara lain :

1,Ia adalah wanita yang paling taat kepada Allah,senantiasa menyerahkan segala urusan hiudpnya kepada hokum dan syariat Allah.

2.Ia menjadikan Alquran dan Al hadist sebagai sumber hokum dalam mengatur segala aspek kehidupannya

3.Ibadahnya baik dan memiliki akhlak dan budi pekerti yang mulia tidak suka berbohong,bergunjing dan ria.

4.Berbuat baik dan berbakti kepada orang tua,dan senantiasa mendoakan orang tuanya,menghormati mereka dan menjaga serta melindunginya.

5.Kalau dia bersuami maka dia akan taat kepada suaminya,menjaga harta suaminya,mendidik anak2nya dengan kehidupan yang islami,dan jika dilihat menyenangkan suami.jika di padang menyejukkan dan menentramkan bila berada di dekatnya,hati akan tenang bila meninggalkannya pergi,dan melayani suaminya dengan baik dan berhias untuk suaminya dan dapat membangkitkan motivasi dan semangat suami dalam berjuang membela agama Allah.

6.Tidak suka bermewah2 dengan dunia,tawadhu,nersikap sederhana,sabarnya luar biasa atas janji2 Allah,dan tidak berhenti belajar untuk bekal hidupnya.

7.Dia sangat bermanfaat untuk lingkungannya,pengabdiannya kepada masyarakat dan agama sangat besar,meyeru manusia kepada Allah dengan kedua tangan dan lisannya yang lembut,hatinya bersih,akalnya cerdas . Itulah sekilas gambaran bidadari bumi,dialah wanita sholeh yang keberadaan dirinya lebih baik dan berarti untuk seluruh alam ini. Ya Allah,… Ya Rabbi,jadikanlah aku,ibuku dan saudara2ku yang wanita juga wanita2 muslimah di sekelilingku menjadi bidadari bumi agar kelak di surga tidak canggung lagi. Dunia ini adalah perhiasan,sebaik2 perhiasan adalah wanita sholeha(HR Muslim)

Minggu, 17 Mei 2009

Putri Malu

Pada suatu hari, Rasulullah SAW berjalan-jalan bersama puteri baginda, Saidatina Fatimah r.a. Setibanya mereka berdua di bawah sebatang pohon tamar, Fatimah terpijak pohon semalu, kakinya berdarah lalu mengadu kesakitan. Fatimah mengatakan kepada bapanya apalah gunanya pohon semalu itu berada di situ dengan nada yang sedikit marah. Rasulullah SAW dengan tenang berkata kepada puteri kesayangannya itu bahawasanya pohon semalu itu amat berkait rapat dengan wanita. Fatimah terkejut. Rasulullah SAW menyambung kata-katanya lagi. Para wanita hendaklah mengambil pengajaran daripada pohon semalu ini dari 4 aspek.

Pertama,

Pohon semalu akan kuncup apabila disentuh. Ini boleh diibaratkan bahawa wanita perlu mempunyai perasaan malu (pada tempatnya).

Kedua,

Semalu mempunyai duri yang tajam untuk mempertahankan dirinya. Oleh itu, wanita perlu tahu mempertahankan diri dan maruah sebagai seorang wanita muslim.

Ketiga,

Semalu juga mempunyai akar tunjang yang sangat kuat dan mencengkam bumi. Ini bermakna wanita solehah hendaklah mempunyai keterikatan yang sangat kuat dengan Allah Rabbul Alamin.

Dan akhir sekali,

Semalu akan kuncup dengan sendirinya apabila senja menjelang. Oleh itu, para wanita sekalian, kembalilah ke rumahmu apabila waktu semakin senja. Ambillah pengajaran dari semalu walau pun ia hanya sepohon tumbuhan yang kecil.

Minggu, 03 Mei 2009

Jilbab

Menemukan Kedamaian Islam di Balik Jilbab


Sara Bokker, dulunya adalah seorang model, aktris, aktivis dan instruktur fitness. Seperti umumnya gadis remaja Amerika yang tinggal di kota besar, Bokker menikmati kehidupan yang serba gemerlap. Ia pernah tinggal di Florida dan South Beach, Miami, yang dikenal sebagai tempat yang glamour di Amerika. Kehidupan Bokker ketika itu hanya terfokus pada bagaimana ia menjaga penampilannya agar menarik di mata orang banyak.

Setelah bertahun-tahun, Bokker mulai merasakan bahwa ia selama ini sudah menjadi budak mode. Dirinya menjadi "tawanan" penampilannya sendiri. Rasa ingin memuaskan ambisi dan kebahagian diri sendiri sudah mengungkungnya dalam kehidupan yang serba glamour. Bokker pun mulai mengalihkan kegiatannya dari pesta ke pesta dan alkohol ke meditasi, mengikuti aktivitas sosial dan mempelajari berbagai agama.

Sampai terjadilah serangan 11 September 2001, dimana seluruh Amerika bahkan diseluruh dunia mulai menyebut-nyebut Islam, nilai-nilai Islam dan budaya Islam, bahkan dikait-kaitkan dengan deklarasi "Perang Salib" yang dilontarkan pimpinan negara AS. Bokker pun mulai menaruh perhatian pada kata Islam.

"Pada titik itu, saya masih mengasosiasikan Islam dengan perempuan-perempuan yang hidup di tenda-tenda, pemukulan terhadap istri, harem dan dunia teroris. Sebagai seorang feminis dan aktivis, saya menginginkan dunia yang lebih baik bagi seluruh umat manusia," kata Bokker seperti dikutip dari Saudi Gazette.

Suatu hari, secara tak sengaja Bokker menemukan kita suci al-Quran, kitab suci yang selama ini pandang negatif oleh Barat. "Awalnya, saya tertarik dengan tampilan luar al-Quran dan saya mulai tergelitik membacanya untuk mengetahui tentang eksistensi, kehidupan, penciptaan dan hubungan antara Pencipta dan yang diciptakan. Saya menemukan al-Quran sangat menyentuh hati dan jiwa saya yang paling dalam, tanpa saya perlu menginterpretasikan atau menanyakannya pada pastor," sambung Bokker.

Akhirnya, Bokker benar-benar menemukan sebuah kebenaran, ia memeluk Islam dimana ia merasa hidup damai sebagai seorang Muslim yang taat. Setahun kemudian, ia menikah dengan seorang lelaki Muslim. Sejak mengucap dua kalimat syahdat Bokker mulai mengenakan busana Muslim lengkap dengan jilbabnya.

"Saya membeli gaun panjang yang bagus dan kerudung seperti layaknya busana Muslim dan saya berjalan di jalan dan lingkungan yang sama, dimana beberapa hari sebelumnya saya berjalan hanya dengan celana pendek, bikini atau pakaian kerja yang 'elegan'," tutur Bokker.

"Orang-orang yang saya jumpai tetap sama, tapi untuk pertama kalinya, saya benar-benar menjadi seorang perempuan. Saya merasa terlepas dari rantai yang membelenggu dan akhirnya menjadi orang yang bebas," Bokker menceritakan pengalaman pertamanya mengenakan busana seperti yang diajarkan dalam Islam.

Setelah mengenakan jilbab, Bokker mulai ingin tahu tentang Niqab. Ia pun bertanya pada suaminya apakah ia juga selayaknya mengenakan niqab (pakaian muslimah lengkap dengan cadarnya) atau cukup berjilbab saja. Suaminya menjawab, bahwa jilbab adalah kewajiban dalam Islam sedangkan niqab (cadar) bukan kewajiban.

Tapi satu setengah tahun kemudian, Bokker mengatakan pada suaminya bahwa ia ingin mengenakan niqab. "Alasan saya, saya merasa Allah akan lebih senang dan saya merasa lebih damai daripada cuma mengenakan jilbab saja," kata Bokker.

Sang suami mendukung keinginan istrinya mengenakan niqab dan membelikannya gaun panjang longgar berwarna hitam beserta cadarnya. Tak lama setelah ia mengenakan niqab, media massa banyak memberitakan pernyataan dari para politisi, pejabat Vatikan, kelompok aktivis kebebasan dan hak asasi manusia yang mengatakan bahwa niqab adalah penindasan terhadap perempuan, hambatan bagi integrasi sosial dan belakangan seorang pejabat Mesir menyebut jilbab sebagai "pertanda keterbelakangan."

"Saya melihatnya sebagai pernyataan yang sangat munafik. pemerintah dan kelompok-kelompok yang katanya memperjuangkan hak asasi manusia berlomba-lomba membela hak perempuan ketika ada pemerintah yang menerapkan kebijakan cara berbusana, tapi para 'pejuang kebebasan' itu bersikap sebaliknya ketika kaum perempuan kehilangan haknya di kantor atau sektor pendidikan hanya karena mereka ingin melakukan haknya mengenakan jilbab atau cadar," kritik Bokker.

"Sampai hari ini, saya tetap seorang feminis, tapi seorang feminis yang Muslim yang menyerukan pada para Muslimah untuk tetap menunaikan tanggung jawabnya dan memberikan dukungan penuh pada suami-suami mereka agar juga menjadi seorang Muslim yang baik. Membesarkan dan mendidik anak-anak mereka agar menjadi Muslim yang berkualitas sehingga mereka bisa menjadi penerang dan berguna bagi seluruh umat manusia."

"Menyerukan kaum perempuan untuk berbuat kebaikan dan menjauhkan kemunkaran, untuk menyebarkan kebaikan dan menentang kebatilan, untuk memperjuangkan hak berjilbab maupun bercadar serta berbagi pengalaman tentang jilbab dan cadar bagi Muslimah lainnya yang belum pernah mengenakannya," papar Bokker.

Ia mengungkapkan, banyak mengenal muslimah yang mengenakan cadar adalah kaum perempuan Barat yang menjadi mualaf. Beberapa diantaranya, kata Bokker, bahkan belum menikah. Sebagian ditentang oleh keluarga atau lingkungannya karena mengenakan cadar. "Tapi mengenakan cadar adalah pilihan pribadi dan tak seorang pun boleh menyerah atas pilihan pribadinya sendiri," tukas Bokker.

www.eramuslim.com